Membuat Roti karya Fahmi DNR
![]() |
Totebag Sayang Ibu by. Fahmi DNR Doodle Gallery |
![]() |
Membuat Roti karya Fahmi DNR tahun 2025 |
ꦔ꧀ꦒꦮꦺꦫꦺꦴꦠꦶ
Nggawe roti
Salah sijine kenangan sing nyenengna karo Ibune nyong kuwe pas nggaweni roti bareng, sing paling nggawe asik kuwe pas proses nggawene, sekang nyiapna bahan bahane roti ngasih manggange, roti sing dadine enake pol ! Kenangan kiye tak simpen terus tekan siki nyong dewasa alias gede, tak eling eling karo mesem mesem kangen..
🌸
Membuat roti
Salah satu kenangan yang berkesan bersama Ibuku adalah moment ketika membuat roti bersama, yang paling mengasyikkan adalah ketika proses membuatnya, dari menyiapkan bahan bahan roti sampai memanggangnya, hasil roti yang kami buat enak sekali ! Kenangan ini selalu aku simpan sampai aku dewasa sambil tersenyum penuh rindu..
🌸
Making Bread
One of the most memorable moments with my mother is when we made bread together. The most enjoyable part was the process itself, from preparing the ingredients to baking it. The bread we made turned out so delicious ! This memory remains close to my heart even as I grow older, bringing a smile of longing every time I think of it..
🌸 Totebag Sayang Ibu by. Fahmi DNR Doodle Gallery
CERITA DAN KONSEP LENGKAP :
Membuat Roti
Ketika aku memejamkan mata dan mencoba mengingat masa kecilku, salah satu kenangan yang paling membekas adalah saat aku dan ibuku membuat roti bersama. Aku masih kecil waktu itu, mungkin baru duduk di bangku sekolah dasar. Ibu selalu mengajakku ke dapur setiap kali ia ingin membuat sesuatu yang spesial, termasuk roti. Bagi ibu, memasak adalah seni, dan bagiku, itu adalah momen berharga yang tak pernah tergantikan.
Proses membuat roti dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan. Aku masih ingat betul bagaimana ibu dengan sabar mengajariku mengenali bahan-bahan dasar seperti tepung terigu, gula, ragi, dan mentega. "Ini penting, Nak. Roti itu dibuat dengan cinta dan perhatian," katanya sambil tersenyum. Aku yang masih kecil merasa sangat antusias saat menakar tepung dengan cangkir atau menuangkan susu ke dalam mangkuk besar. Bahkan, saat ibu mengizinkanku untuk mencampur bahan dengan tangan kecilku, aku merasa seperti seorang koki profesional.
Setelah adonan tercampur, ibu mengajarkanku cara menguleni adonan dengan benar. Tangan ibu begitu cekatan, sementara tanganku yang kecil berusaha mengikuti gerakannya. "Tidak perlu terburu-buru, yang penting adonan ini lembut dan elastis," katanya. Aku selalu tertawa ketika adonan lengket di tanganku atau ketika tepung terbang ke wajahku. Momen-momen ini terasa sederhana, tapi penuh kebahagiaan.
Ketika adonan selesai diuleni, kami membiarkannya mengembang di tempat yang hangat. Sambil menunggu, ibu sering menceritakan kisah-kisah masa kecilnya yang juga penuh kehangatan bersama nenek. Aku duduk dengan tekun mendengarkan sambil sesekali mencuri pandang ke arah mangkuk adonan, berharap ia segera mengembang dua kali lipat seperti yang ibu janjikan. Ketika itu terjadi, ibu akan berseru dengan ceria, "Lihat, adonan kita sudah siap untuk dipanggang!"
Proses memanggang roti adalah bagian yang paling aku suka. Aroma harum roti yang sedang dipanggang memenuhi seluruh rumah, menciptakan suasana hangat yang sulit dilupakan. Aku sering berdiri di depan oven, memperhatikan roti perlahan berubah warna menjadi keemasan. Ketika roti akhirnya matang, ibu mengeluarkannya dengan hati-hati dan kami menunggu sebentar agar dingin. Setelah itu, kami mencicipinya bersama. Roti buatan kami selalu lezat, mungkin bukan karena resepnya, tapi karena cinta yang kami curahkan selama membuatnya.
Kini, setiap kali aku mencium aroma roti yang baru keluar dari oven, kenangan itu kembali hadir seolah aku masih anak kecil yang berdiri di samping ibuku. Aroma manis yang memenuhi udara mengingatkanku pada saat-saat sederhana namun penuh makna bersama beliau. Ibu selalu berkata bahwa rasa roti buatan kami akan lebih istimewa karena dibuat dengan tangan sendiri. "Ini rasa kerja keras dan kebersamaan," ujarnya sambil tersenyum.
Saat kami duduk bersama untuk mencicipi hasil karya kami, ibu selalu memintaku mencobanya terlebih dahulu. "Bagaimana rasanya, Nak?" tanyanya penuh harap. Aku mengangguk sambil memakan sepotong roti yang masih hangat, dan mataku berbinar. "Enak sekali, Bu!" seruku dengan penuh kegembiraan. Ibu tertawa kecil, mengusap kepalaku, lalu berkata, "Kalau kamu suka, berarti kita berhasil." Aku tidak pernah melupakan tatapan bangga di wajahnya saat itu.
Setiap kali membuat roti, ibuku juga sering memberiku pesan kecil yang kini aku pahami sebagai pelajaran hidup. "Adonan ini seperti hidup kita," katanya suatu kali, "kalau kita terlalu keras, dia akan rusak. Tapi kalau kita sabar dan hati-hati, hasilnya akan indah." Kata-kata sederhana itu sering terngiang di pikiranku, terutama saat aku menghadapi tantangan dalam hidup.
Kenangan itu tidak hanya memberiku kebahagiaan, tetapi juga menjadi pengingat betapa ibu selalu hadir dengan cinta dan kesabarannya. Proses membuat roti itu bukan hanya tentang menghasilkan makanan, tetapi tentang menciptakan momen-momen berharga yang terus aku bawa hingga dewasa. Setiap langkah, dari menakar bahan hingga mencicipi roti, adalah simbol dari hubungan yang kuat antara aku dan ibuku.
Kini, saat aku sudah dewasa dan ibu tidak lagi sering di dapur, aku mencoba melanjutkan tradisi ini. Ketika aku membuat roti sendiri, aku selalu mengingat setiap langkah yang dia ajarkan. Kadang, aku merasa seperti mendengar suaranya memanduku, meskipun dia tidak ada di sampingku. Membuat roti tidak hanya menghidupkan kenangan, tetapi juga menghadirkan kehangatan yang selalu kurindukan dari masa kecilku.
Kenangan sederhana ini adalah salah satu harta terindah dalam hidupku. Ketika aku menutup mata dan mengingatnya, aku tersenyum penuh rindu. Meski waktu terus berlalu, aku tahu bahwa kehangatan dari momen-momen itu akan selalu ada di hatiku, menemani perjalanan hidupku selamanya.
Konsep
Totebag ini didesain untuk menggambarkan kenangan manis dan penuh makna antara seorang ibu dan anaknya saat membuat roti bersama. Gambar pada totebag menunjukkan momen kebersamaan yang penuh kehangatan dan kebahagiaan, diwujudkan melalui ilustrasi khas Fahmi DNR yang berwarna cerah, ceria, dan sarat dengan detail unik. Berikut penjelasan lengkap konsep visual pada gambar:
Karakter Utama, karakter utama dalam gambar ini adalah seorang ibu dan anak perempuan kecil yang sedang beraktivitas bersama. Sang ibu terlihat mengenakan pakaian bermotif bunga-bunga, melambangkan cinta dan kelembutan seorang ibu. Wajahnya dihiasi senyuman hangat, menunjukkan rasa bahagia dan bangga saat menghabiskan waktu bersama anaknya. Anak perempuan kecil di sampingnya tampak antusias dengan ekspresi penuh keceriaan, menggambarkan rasa bahagia dalam momen sederhana namun berharga bersama ibunya.
Adegan membuat roti menjadi inti cerita dalam ilustrasi ini. Sang ibu memegang mangkuk adonan biru sambil mengaduknya, sementara anak perempuan kecil memegang rolling pin dengan semangat, seolah menunjukkan keterlibatan aktif dalam proses membuat roti. Aktivitas ini menyiratkan kerja sama dan hubungan emosional yang erat antara ibu dan anak.
Elemen Pendukung, latar belakang gambar dipenuhi dengan ilustrasi donat, kue stroberi, dan pastry yang mengelilingi karakter ibu dan anak. Elemen-elemen ini menambah kesan playful dan menguatkan tema membuat roti sebagai aktivitas menyenangkan. Warna-warna cerah seperti pink, biru, dan cokelat menonjolkan suasana penuh keceriaan.
Palet warna yang hangat dan ceria, warna-warna yang digunakan dalam ilustrasi ini didominasi oleh kuning, cokelat, biru, dan merah muda. Kuning sebagai latar menciptakan kesan hangat dan penuh energi, sedangkan cokelat menguatkan kesan natural dan hangat dari aktivitas memasak. Warna biru pada mangkuk dan elemen lain memberikan keseimbangan, sementara merah muda dan hijau menambah kesan playful dan girly.
Gaya Ilustrasi, karakter dalam gambar memiliki gaya ilustrasi khas Fahmi DNR, yaitu karakter dengan wajah berbentuk persegi, dagu melengkung berbentuk U, mata bulat besar dengan detail garis lengkung, serta hidung berbentuk angka 3 terbalik. Pola ini mempertegas identitas karya Fahmi DNR, menjadikan totebag ini tidak hanya sebagai produk fungsional tetapi juga karya seni yang kolektibel.
Pesan utama dari ilustrasi ini adalah kehangatan kasih sayang seorang ibu yang selalu hadir dalam momen-momen kecil dan sederhana. Melalui aktivitas membuat roti, ibu dan anak membangun kenangan manis yang terus melekat hingga dewasa. Desain ini mengajak siapa saja yang melihatnya untuk mengenang kembali momen indah bersama ibu mereka dan menyadari betapa berharganya hubungan tersebut.
Totebag ini tidak hanya berfungsi sebagai tas belanja atau aksesori sehari-hari, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya kasih sayang kepada ibu. Dengan desain yang artistik dan penuh makna, "Totebag Sayang Ibu" by Fahmi DNR Doodle Gallery diharapkan dapat menjadi hadiah istimewa atau simbol cinta untuk ibu di mana pun mereka berada.
Komentar
Posting Komentar