Menabung karya Fahmi DNR
![]() |
Totebag Sayang Ibu by. Fahmi DNR Doodle Gallery |
ꦤꦧꦸꦁ
Nabung
Mbiyen dong nyong esih cilik mentik, nyong nduwe celengan bentukane buah stroberi digawe sekang lempung, Ibune nyong tuku dong kae nang pasar nek nyong nduwe lewihan duwit sangu langsung tak lebokna memg celengan stroberi werna abang ana 25 rupiah ngasih 50 rupiah, ko pada teyeng ngerti mbok kuwe taun pira? haha.. Ibune nyong secara ora langsung ngenalna nyomg maring kebiasaan apik nabung, setitik.. setitik.. suwe suwe dadi gunung !
🌸
Menabung
Dulu sewaktu kecil aku punya sebuah celengan berbentuk buah strawberry yang terbuat dari tanah liat, Ibu membelinya di pasar kala itu, jika aku punya sisa uang saku langsung ku masukkan ke dalam celengan strawberry merah sekitar 25 rupiah sampai 50 rupiah.. kamu bisa tahu tahun berapakah itu ? hehe.. Secara tidak langsung Ibuku mengenalkanku pada kebiasaan baik yakni menabung, sedikit sedikit lama lama jadi bukit !
🌸
Saving Money
When I was a child, I had a piggy bank shaped like a strawberry made of clay. My mother bought it at the market back then. Whenever I had leftover pocket money, I would immediately put it into the red strawberry piggy bank, around 25 to 50 rupiahs at a time. Can you guess what year that might have been? Haha. Without realizing it, my mother introduced me to a good habit saving money. Little by little / bit by bit fills the purse !
🌸 Totebag Sayang Ibu by. Fahmi DNR Doodle Gallery
Menabung
Dulu, ketika aku masih kecil, Ibu pernah membelikanku sebuah celengan berbentuk buah strawberry. Celengan itu terbuat dari tanah liat, dibelinya di pasar setelah kami pulang dari belanja kebutuhan sehari-hari. Aku masih ingat betul bagaimana Ibu menyerahkan celengan itu kepadaku sambil berkata, “Coba mulai menabung, Nak. Sedikit demi sedikit, nanti uangnya bisa terkumpul banyak.”
Aku yang saat itu belum paham betul maksud Ibu hanya mengangguk, tetapi sejak hari itu, celengan strawberry merah itu menjadi temanku yang setia. Setiap kali ada sisa uang saku, meski hanya 25 atau 50 rupiah, aku segera memasukkannya ke celengan. Rasanya seperti ada keajaiban setiap kali aku mendengar suara koin jatuh di dalamnya.
Ibu sering mengingatkanku, "Menabung itu penting, Nak. Biar kamu bisa beli sesuatu yang kamu mau tanpa minta lagi." Kadang, Ibu juga ikut memasukkan uang receh ke dalam celenganku sambil tersenyum, membuatku semakin semangat menabung.
Aku masih ingat, setelah beberapa bulan, aku dan Ibu bersama-sama memecahkan celengan itu. Aku terkejut melihat uang yang terkumpul. Jumlahnya cukup banyak untuk membeli buku cerita yang sudah lama aku inginkan. Ibu terlihat bangga saat aku memilih buku itu daripada mainan. Ia berkata, “Kamu sudah pintar, Nak. Ini hasil kerja kerasmu.”
Celengan strawberry itu bukan sekadar tempat menyimpan uang. Ia menjadi simbol kasih sayang Ibu yang selalu mengajarkan hal-hal baik dengan cara sederhana namun penuh makna. Aku sadar, melalui celengan itu, Ibu sedang menanamkan nilai disiplin, kesabaran, dan rasa syukur dalam diriku.
Kini, setelah aku dewasa, kenangan tentang celengan strawberry itu kembali hadir dalam hidupku. Aku menggambar ulang ingatanku: aku kecil, memeluk celengan strawberry dengan senyum penuh kebahagiaan, dikelilingi kain batik yang mengingatkan pada rumah kami dan budaya yang selalu Ibu banggakan. Di tanganku, ada koin bertuliskan “Rp,” sebuah simbol dari kebiasaan menabung yang Ibu ajarkan sejak kecil.
Gambar ini kubuat bukan hanya untuk mengenang masa kecilku, tetapi juga sebagai cara untuk berterima kasih kepada Ibu. Melalui karya ini, aku ingin menyampaikan pesan kepada semua orang bahwa kebiasaan baik yang diajarkan oleh seorang ibu, sekecil apa pun itu, akan membentuk karakter kita hingga dewasa.
Celengan strawberry itu memang sudah lama hilang, tetapi nilai-nilai yang Ibu ajarkan tetap hidup dalam diriku. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, itulah pelajaran hidup yang Ibu tanamkan, dan itu akan selalu aku bawa ke mana pun aku pergi.
🌸
Cerita pendek ini menggambarkan perjalanan nostalgia ke masa kecil, di mana sebuah benda sederhana, celengan berbentuk buah strawberry menjadi simbol dari pelajaran hidup yang mendalam. Ini bukan sekadar cerita tentang menabung, melainkan tentang bagaimana orang tua, terutama seorang ibu, menanamkan nilai-nilai baik pada anaknya dengan cara yang sederhana dan penuh makna.
🌸
Konsep Visual dari Gambar
Tokoh Utama :
Karakter perempuan kecil dengan ekspresi ceria memeluk celengan berbentuk buah strawberry. Wajahnya dihiasi dengan aksesoris menyerupai buah strawberry, menggambarkan kesatuan antara dirinya dan kenangan masa kecil tersebut.
Celengan Strawberry :
Sebuah elemen sentral yang menonjol dengan warna merah cerah dan motif hitam, melambangkan memori masa kecil yang penuh warna.
Motif Batik (doodle pattern) :
Latar belakang dihiasi motif kain batik tradisional berwarna-warni, mencerminkan akar budaya Indonesia dan menghubungkan cerita dengan tradisi lokal.
Simbol Uang dan Tabungan :
Sebuah koin dengan logo “Rp” dan seekor lebah kecil melambangkan usaha, kerja keras, dan hasil yang manis.
Palet Warna :
Warna ceria seperti merah, kuning, ungu, dan biru mendominasi gambar, memberi nuansa hangat dan menggugah kenangan manis.
Detail Tambahan :
Bayangan dan tekstur kain memberikan kesan dimensi dan keaslian. Bingkai hitam memberikan kesan elegan pada karya, cocok untuk dipajang sebagai penghormatan pada cerita tersebut.
Makna Mendalam :
Karya ini ingin menyampaikan pesan bahwa kebiasaan baik yang diajarkan sejak kecil, sekecil apa pun itu, akan menjadi fondasi kuat untuk masa depan. Sama seperti tabungan yang bertambah sedikit demi sedikit, pelajaran hidup yang kita dapatkan dari orang tua akan menjadi "bukit" besar yang menopang kita sepanjang hidup.
Melalui karya ini, penggambaran sederhana tentang celengan strawberry dan momen menabung mengajak kita semua untuk mengingat dan menghargai peran ibu dalam membentuk karakter anak.
Komentar
Posting Komentar