RESTU IBU
Karya ini saya ciptakan sebagai bentuk penghormatan dan persembahan untuk sosok ibu.. seseorang yang doanya sering kali tak terdengar, namun diam-diam menjadi kekuatan terbesar dalam hidup kita. Saya beri judul “Restu Ibu” karena saya percaya bahwa doa dan restu seorang ibu memiliki kekuatan yang tak terlihat, tetapi sangat terasa dalam setiap langkah hidup seorang anak.
Dalam lukisan ini, saya menggambarkan tiga tokoh utama : seorang ibu yang digambarkan dengan rambut putih dan kerutan halus yang menunjukkan usia dan kebijaksanaan, serta dua tokoh sejoli, anak dan colon menantunya yang sedang berpakaian adat dan saling menggenggam tangan.. momen sakral ketika seorang anak bersiap melangkah ke jenjang kehidupan baru, yaitu pernikahan.
Ibu dalam lukisan ini tidak hanya digambarkan sebagai orang tua secara biologis, tetapi sebagai simbol doa, kekuatan batin, dan cinta yang murni. Dengan rambut putihnya yang saya lukis melingkar lembut, saya ingin menunjukkan ketulusan dan keteguhan hatinya yang sudah melewati banyak waktu dan ujian. Meskipun tokoh ibu ini berada di posisi bawah secara komposisi visual, justru dari sanalah semua kekuatan mengalir. Ia menjadi pondasi, dasar dari segala restu dan doa yang naik ke atas, menaungi kedua anaknya.
Tokoh anak yang digambarkan di atasnya adalah simbol dari generasi penerus yang sedang berada di momen penting dalam hidup mereka. Mereka digambarkan saling menatap penuh harap, menyimbolkan masa depan yang sedang dibangun bersama. Tapi sebelum melangkah, restu ibu menjadi sesuatu yang harus mereka bawa, agar langkah mereka kokoh, lapang, dan diberkahi.
Latar belakang lukisan ini saya penuhi dengan elemen bunga berwarna-warni. Bunga-bunga ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol dari doa-doa baik yang mekar dan menyebar ke seluruh penjuru kehidupan. Saya memilih warna-warna cerah seperti ungu, kuning, pink, dan hijau untuk menciptakan nuansa harapan, ketenangan, serta kebahagiaan yang menyertai restu sang ibu.
Gaya lukisan ini tetap saya buat dalam pendekatan doodle khas saya.. dengan bentuk wajah-wajah sederhana, ekspresi yang halus namun berbicara banyak, dan perpaduan pola-pola yang dinamis. Bagi saya, gaya visual yang ceria tidak harus mengurangi kedalaman makna. Justru dengan visual yang lembut dan penuh warna, saya ingin menyampaikan bahwa cinta seorang ibu bukan hanya dalam bentuk nasihat atau aturan, tapi juga dalam perhatian kecil, dalam pelukan diam, dan dalam doa-doa yang tak pernah putus sejak anaknya kecil hingga dewasa.
Saya percaya, restu ibu adalah hal sakral yang mampu menjadi perisai bagi anak-anaknya. Dalam tradisi budaya kita, restu ibu adalah bagian penting dalam segala proses kehidupan: mulai dari menempuh pendidikan, bekerja, menikah, hingga menjalani kehidupan rumah tangga. Dan saya pun merasakannya sendiri.. bagaimana kehadiran ibu dan doanya bisa membuat saya merasa lebih kuat dan berani melangkah, bahkan ketika saya sendiri merasa ragu.
Melalui karya ini, saya ingin menyampaikan bahwa doa ibu adalah warisan terbaik. Ia tidak terlihat, tapi sangat nyata. Tidak terdengar, tapi terasa hingga ke jiwa. Semoga lukisan ini bisa menjadi pengingat bagi siapa pun yang melihatnya, bahwa sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup, ada satu hal yang tak boleh dilupakan : meminta restu dari ibu.
Komentar
Posting Komentar